Senin, 21 Oktober 2013

....

Puisi ini enggak terkenal dan enggak menggunakan gaya bahasa tingkat tinggi.
Puisi ini begitu sederhana tapi penuh makna.
Puisi ini berasal dari tumblr teman SMA dulu dan aku kembalikan lagi padanya.

Teruntuk teman ku tersayang...
Feny Qhulbiratih. Miss you much.

aku rindu…
aku rindu seseorang yang membosankan
tetapi saat berada didekatnya aku merasa nyaman
saat menyapanya tubuhku merasa gemetar
saat pergi bersamanya aku merasa senang
saat berbincang-bincang dengannya bebanku serasa hilang
aku senang melihatnya berkeluh kesah
mukanya lucu
seperti anak kecil yang mengadu tentang hari-harinya
tentang indahnya dunia
menonton film bersamanya
makan bersamanya
berjalan bersamanya
entah kapan
entah kapan semuanya akan terulang
terkadang aku merasa dia cerminan diriku
terkadang aku merasa dia lebih baik darikku
Ya Allah..
dimanapun dia berada sekarang
lindungilah ia di setiap langkahnya
mudahkanlah segala urusannya
berilah selalu ia kesehatan
berilah ia bahu yang kuat untuk menopang segala bebannya
tanamkanlah selalu sabar pada dirinya

karena aku percaya
aku percaya
ia teman sejatiku..

Senin, 15 Juli 2013

Oleh-oleh Praktek Kerja Klinik Kebidanan part 1

selamat datang di dunia kebidanan yang sesungguhnya :')
Welcome! Welcome! Welcome!

Ehmmm... Jangan kaget. Disini kamu akan menemukan hal yang tak kamu duga sebelumnya, akan banyak air mata dan tawa bahagia.
menginjak semester 4 menuju semester 5 ini, aku sudah merasakan sedikit dari perjalanan menjadi seorang bu bid :'')

PKK 1 tanggal 3 juni sampai 29 juni 2013......

Perjalanan panjang penuh cerita di rumah bidan Dwi Sri Isnawati, mahasiswa bernama Dwinda dan Dwi arry pun di mulai hehe sadar enggak ada kesamaan di nama kami bertiga?

yahh... Di PKK 1 ini aku di temani seorang teman bernama Dwi Arry Nugraheni (ssttt... tau enggak? dia editor cerpen aku lho, itu lho yang di muat di buka curhat LDR, berkat di jua lah aku bisa menjadi salah seorang pemenang hihi)

Bidan Dwi orangnya keibuan sekali, kami biasa memanggilnya "ibu", ia mempunyai suami yang juga bekerja dalam bidang kesehatan yang biasa di panggil "abah".
Ibu mempunyai 3 orang anak, anaknya masih kecil-kecil, namanya Bila yang duduk di kelas 5 SD, Aca yang sedang duduk di bangku taman kanak-kanak dan Syifa yang masih berusia 3 tahun, dan satu lagi, ibu mempunyai asisten bidan yang bernama mbak Wulan, orangnya item manis dan baik, H-2 sebelum kepulangan kami, kami tidur di kamar dia sebagai perpisahan dan karena kamar lama kami di pakai mahasiswa PKK baru.

Rasanya saat pertama kali tinggal di rumah orang yang enggak kenal, yang enggak tau asal-usulnya, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari itu cukup sulit, namun alhamdulilah dalam hitungan hari aku dan ari bisa beradaptasi dan menikmati kehidupan baru ini hingga selesai, mungkin juga karena ada faktor dukungan dari tuan rumah yang welcome dengan kedatangan kami, terkadang aku merasa sudah menjadi bagian dari keluarga kecil ini hihi, kalau Ari bagaimana? Ri? Ari? oh Ari sedang tidur, maklumlah semalam lembur ngerjain checlist :p 

intip nih sedikit dokumentasi keceriaan kami bersama Aca dan Syifa disana, hmmmm... Tiba-tiba jadi kangen nih dengan kenakalan mereka berdua hihihi

eh iya ta enggak? Antara syifa (yang rambutnya keriting) dengan Aca (kakaknya Syifa) itu ada sedikit perbedaan gank, kalau Aca tuh satu gank sama Ari, maunya itu nempel ari trus, kalau aku dengan Syifa dan sama aja, dia manjanya dengan aku terussss, yah namanya juga anak kecil hehe







sekian dulu deh berbagi ceritanya, nantikan cerita ku di PKK selanjutnya :)

dwindiki

hai diki! I Love You!

bapak guru diki noris
barca cake spesial for you :)


calon rumah untuk aku dan dia nanti, permudah ya Allah. Amin.


aku dan dunia ku :)

ALBUM FOTO

ayah subur saat sedang menunaikan ibadah haji di makkah, gagahnya!

ini umi rita yang juga berangkat haji menemani ayah subur :)

iseng-iseng nyore bersama desi dan nuriah sambil makan es krim di stadion

hangout bersama desi dan asti di glompong, yummy!

Penari-penari cantik di acara capping day 2013

asti-aku-desi-afres. cantik-cantik semua kan? hihi

teruntuk riski oktarina

cuma mau ngucapin terimakasih sama uwo yang udah minjemin wedgesnya buat aku latihan jalan di lorong asrama, makasih uwoooo, terimakasih banyak  :))

NB : maaf fotonya nyolong dari fb hihi

pesanan dataaaang!

flash dikit nih :)

mau sedikit berbagi cerita hihi
masih inget buku curhat LDR?
nah kemaren tuh aku sempetin ambil sedikit waktu buat launching di asrama, sekaligus menjual buku tsb dengan diskon 10%, memang sih yang pesen cukup banyak tapi masih di bawah target penjualan aku hehe, bukan berarti aku mengejar keuntungan lho, tapi setiap penulis pasti mempunyai harapan dan keinginan yang sama, ingin bukunya di miliki, dan di baca oleh sebanyak-banyaknya orang.
yahhhh.... tapi menurut ku ini awal yang sudah cukup bagus :)
terimakasih para penghuni asrama sekaligus pembaca setia buku pertama ku, tungguin buku kedua aku yaaa :D

nih sedikit potret kiriman buku yang cukup membuat orang rumah gempar :)


selamat membaca. sekian dan terimakasih :*

teruntuk sulistia nengsih

(lanjutan 13 april 2013)

sulis :')
maaf baru ngucapin terimakasih sekarang :)
H-... (lupa hehe), aku menginap di kamar 20 untuk berkolaborasi dengan diah dan Mela mentranslate artikel untuk lomba pemilihan putri kampus, saat jam menunjukkan pukul 00.30 WIB, aku sudah enggak kuat menahan rasa kantuk, niatnya sih pengen tidur lima belas menit di bed sulis terus lanjut mentranslate lagi tapi yaaaaaaaaahhh cuma niat! :(

Pukul 04.30 WIB
Aku terbangun saat mendengar azan subuh.
ASTAGA!!
mata ku terbelalak saat melihat sulis dan diah yang tertidur di lantai, maaf ya sulis aku ketiduran di bed kamu, kenapa enggak bangunin aku aja sih semalem? Huh! Enggak tega melihat kalian tidur hanya beralaskan selembar karpet di lantai.
Walaupun bed diah kosong, tapi dia tertidur di lantai juga, mungkin niatnya sama dengan aku, pengen tidur sebentar trus lanjut bantuin aku translate lagi.
Waktu itu aku takut banget mereka sakit tapi........... alhamdullilah semua baik-baik saja, semua sehat-sehat aja :)
Tak ada kata yang bisa di ucapkan lagi, terimakasih, terimakasih dan terimakasih saudara ku*Peluk cium. 


Selasa, 28 Mei 2013

gaun merah jambu

Gaun?
mungkin lebih tepatnya baju tidur hihi
kebetulan waktu itu ke chandra, eh ada baju yang lagi promo dan bajunya lucu banget tapi khusus buat anak kecil
jadi inget Diana.
Siapa Diana?
Diana itu adik perempuan dari Diki Noris
Siapa Diki noris?
Lihat aja di buku curhat LDR :D
setelah aku beli, cuma berharap bajunya cukup, aku pun nitip baju dengan mahasiswa lain yang bertempat tinggal di bandarlampung, dan sampai lah sama si calon empunya.


nih potretnya :)




Sabtu, 04 Mei 2013

dua puluh

Salah satu kebahagiaan itu, saat kehadiran kita di anggap ada.....

 
28 April, pukul 10.00 WIB.

"Kenapa Diki enggak bales SMS aku ya?"
Agak curiga nih, jangan-jangan dia ke metro lagi, terus nanti malam jam 12 dia mau ngasih surprise. Aduuhhh jangan dong, menurut ku kalau umur bertambah ya sudah biarkan bertambah, tidak perlu merepotkan orang lain. :(
Aku mencoba menelponnya, tidak diangkat. Coba lagi, sial sama saja hasilnya nihil.
Pikiran ku mulai tak karuan. Kemana sih tuh anak???
Aku mencoba menelpon sekali lagi.
Eh? Diangkat!
Ada suara berisik dari seberang.
"Halo?"
"Iya, kamu dimana?"
"Aku lagi di luar cari makan."
"Kok sms aku enggak di bales?"
"Maaf ya tadi lagi sibuk."
"Eh, jawab jujur ya. Kamu lagi di mana sekarang?"
"Udah di bilang lagi cari makan di luar."
"BOHONG!!"
"Beneran, udah dulu ya aku mau pulang. Udah di tunggu orang rumah nih makanannya. Assalamualaikum."
KLIK. Telepon terputus.
Iihhh! Tuh kan mencurigakan banget! Dia pasti ke metro nih sekarang, ya ampun mas mas :''(

Masih tanggal 28 April pukul 22.15 WIB

TING TONG!
"Kak ini ada kiriman dari kak Rama, katanya tadi di beli kebanyakan." ucap Mutiara, siswa tingkat satu menyodorkan dua buah minuman okky jelly drink rasa apel.
Aku langsung menerimanya dan meletakkan di lantai. Aku lanjutkan membaca materi epidemiologi, maklumlah anak asrama kalau besok UTS, harus SKS-an semalamam suntuk. 

5 menit kemudian...
"kriyukkkk..." 
"Ihh laper lho, mana udah enggak ada makanan."
Ku lirik minuman dari rama tadi.
"Glek...Glek..." Tanpa banyak berfikir aku langsung meminumnya, kalau di iklan-iklan sih katanya bisa jadi pengganjal lapar. hehehe....

Setelah minuman hampir habis, aku melanjutkan belajar hingga jam menunjukkan pukul setengah 12 malam.
"Hoammmm!!! Uhhh!"
"Ya Allah ngantuk banget!! Berat banget mata ini!"
Aku segera bergegas menyikat gigi, membersihkan muka dan pergi tidur. ZZZzzzz....

"Happy Birthday to you... Happy birthday to you..."
Nyanyian ucapan selamat ulang tahun berdenging membangunkan tidur ku.
Aku lihat keadaan sekitar gelap, hanya di terangi beberapa lilin yang menyala-nyala di atas kue.
"Wuuuuaahhh!" Aku kaget sekaligus senang melihat dewi, rama, vivin, novita, dan adik kamar ku di tambah  hesti, audria, dwi ary, dan ukhia, dan fadila memberikan surprise pertama di hari tambah umur ku. Subhanallah... :'')
Setelah meniup lilin, aku segera memotong kue dan menyuapi satu persatu.
"Eh Dwin, minumannya kamu abisin ya?"
"Iya, kenapa?"
Hahahaha. Mereka tertawa bersamaan."Tau enggak itu udah di suntikin obat tidur di dalemnya, abisnya kamu enggak tidur-tidur sih."
"Ya ampun jahatnya..."
"Bukan ide aku lho, idenya cibi tuh." Hesti menunjuk Rama.
"Dikit kok Dwin cuma satu biji."
"Pantes aku ngantuk banget, enggak kayak biasanya. Gimana kalian masukinnya?"
"Ya obatnya di tumbuk terus dimasukin pake spet. Memang enggak pahit ya?"
"Ehmmmm..... Enggak tuh." Aku berusaha mengingat-ingat rasa minuman tadi.
Saat sedang asyik menikmati kue dan bercengkrama. Tiba-tiba...

"BRAAAKKK!!!" Pintu di dobrak dengan keras.
Terlihat sosok wanita dengan topeng merahnya berdiri gagah di depan pintu.
"HAPPY BIRTHDAY DWINDA.... HAPPY BIRTHDAY DWINDA!" Dengan lantang dan percaya diri penuh ia menyanyikan lagu tersebut diiringi gelak tawa anak-anak.
Tau enggak siapa anaknya? Nih aku kasih bocorannya! Tebak siapa Hayooo? :D



"Sau, pake jilbab, ada Diki buruan pake jilbab!!" Desi yang baru masuk kamar membuat kehebohan.  Jreng... Jreng...

"Happy birthday Dwinda... Happy birthday Dwindaa...."
Afres(alias Diki), ibu Niar dan kawan-kawan pun masuk bersamaan sambil diiringi gelak tawa untuk kedua kalinya. Ya ampun sungguh di luar dugaan.... hehehehe
Afres memakai topeng yang bergambar foto diki, lalu ditambah balon-balon yang salah satunya di tempel foto diki. Iih kreatif banget sih mereka ini... :D  
Mereka membawa dua kue, kok dua? yang satunya itu titipan dari Diki yang di serahkan tadi sang.
Nah kan bener, hari ini Diki ke Metro, kenapa enggak bilang jujur coba? Lumayan kalau bisa ketemu semenit dua menit :((

"Happy Birthday to you.... Happy Birthday to youuuuu......"
Belum sampai satu menit berlangsung, rombongan ketiga datang..... :D 
Itu adalah anggota kamar 21 tempat aku tinggal dulu. Ada Ratmita, risty dan adik kamar yang sangat aku rindukan kehadirannya (terkadang hihi).

Hihihihi di tanggal 29 april 2013 ini.....
Jujur, aku ingin menangis bahagia rasanya, ternyata banyak yang perduli dan sayang kepada ku :*

Sampai pada pagi hari, berbagai ucapan ulang tahun menghampiri, ada yang di ucapkan secara langsung, via sms, ataupun telepon, yang paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu ucapan dari ayah dan ibu, yang disusun menggunakan kata yang puitis dan sistematis. Aku rasa itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuatnya, tak cukup hanya satu malam pastinya ck ck ck :'D

Thanks a lot to Allah
Ya Allah, terimakasih untuk usia yang tlah engkau berikan sampai saat ini, Alhamdulilah hamba bisa menikmati dunia hingga usia dua puluh tahun dengan kondisi sehat wal afiat. Di hari ulang tahun ini, hamba hanya ingin mengucapkan terimakasih.
Terimakasih karena telah menempatkan ku di antara orang-orang yang baik dan saling perduli satu sama lain seperti saat ini. :)

Thanks a lot to beautiful mother and midwives in dormitory
Ibu Niar
Diki Noris
Vivin
Rama
Novita
Dewi
Anti (yg pas hari H lagi sakit gigi)
Hesti
Ubeng
Dila
Ari
Audria
Asti
Desi
Afres
Sulis
Ani
Risty
Ratmita
Yeni (yang pas hari H enggak kebangun :D )
Arni
Gina
Mutiara
Maul
Miranti
Peggy
Fahmi
Astri
Ayuk
Dina
Vina
Lilik

Album foto 
 Kue kedua yang sangat fenomenal kedatangannya :D
 Bahkan Diki sempat menyaksikan acara peniupan lilin dengan wajah flat :D
 Terimakasih untuk Diki yg datang pada detik-detik pertama usia 20 tahun ku hehe :)
 Foto bersama adik kamar kamar 14.
 Foto bersama teman dan adik kamar kamar 21.

 Foto bersama teman-taman dan ibu asrama :)

Foto bersama teman kamar 14, tapi Anti kasian sedang sakit gigi :p


Terimakasih....
Terimakasih.... semua,
aku sangat sayang kalian :* :)


13 april 2013 (bagian kedua)

dilihat dari 2 foto ini aja udah ketebak kan aku mau cerita apa?
yuuuuppp!
Intinya Diki dateng di acara pemilihan putri kampus kemarin untuk menyemangati aku hihi. Dia kemarin sempet keceplosan, katanya dia sampai ninggalin rapat bem yang penting buat dateng semangatin aku, so sweet... :**

Dia dateng dengan penampilan nyantai bersama 2 temannya, mbak miftah dan kak tio. Sempet kaget juga pas pertama kali lihat dia di depan pintu udah ngeliatin aku sambil senyam-senyum enggak jelas. :D
Alhamdulilah hasilnya berbuah manis :))

Terimakasih calon partner hidup ku hihi  :)


tak lupa terimakasih yang teramat sangat untuk para teman-teman dan ibu asrama yang sudah datang untuk mendukung, tanpa kalian, semua tak ada artinya, tak ada tawa dan tak ada bahagia :')

Maaf fotonya agak kabur :(

ada sulis, afres, asti, desi, bu tia, rama, lita, anistia, hesti, elza, uca, audria, anti, dewi, neneng, bacin, rika, lian, yulis, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, cuma Allah yang bisa membalas semua kebaikan kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya robbal alamin. :***







13 April 2013

sebuah status sebagai duta yang melewati perjalanan panjang penuh cerita....


H-14

Aku memiliki teman sekamar yg menjabat sebagai ketua himpunan program studi (kalau SMA biasa di sebut ketua osis) sebut saja namanya Dewi, hehe..
Dewi : Dwinda, kamu mau enggak ikut pemilihan putri kampus?
Aku  : (agak kaget) Ehmm... Enggaklah wi, aku enggak belum biasa ikut acara seperti itu.
Dewi : Ya kan masih ada waktu buat latihan
Aku : Enggak lah wi, hehe (sambil sedikit tertawa). Padahal kalau mau jujur, aku tuh pengen banget ikut, aku pengen promosiin buku aku ke seluruh mahasiswa dan dosen di poltekkes, tapi aku cukup tau diri, ini enggak main-main. Ini membawa nama jurusan.
Walaupun di mulut berkata "enggak mau", namun dari jauh-jauh hari aku meminta adik ku untuk mengajari main gitar sebagai bakat yang ingin aku tampilkan nanti, aku juga mulai menulis perkiraan ku tentang apa yang akan juri tanyakan seputar kampus dan tentu sudah mempersiapkan jawabannya juga. heheheh....

H-10
Diadakan kumpulan di ruang makan untuk seluruh tingkat 2. Disana di bahas siapa saja yg akan ikut lomba-lomba dalam acara dies natalis kampus kami.
Dan pada saat pemandu acara kumpulan (Ambar) bertanya tentang peserta pemilihan putri kampus, ada yang mengajukan nama ku. Agak kaget juga mendengarnya, tapiiii lagi-lagi aku tidak bisa meng"iya"kan karena sekali lagi, aku CUKUP TAHU DIRI, ini kan membawa nama jurusan, harus yang benar-benar berkualitas yang maju.

H-6
Setelah melewati berbagai perjalanan panjang, berpikir panjang dan berbicara panjang, akhirnya pihak pendidikan menunjuk aku untuk maju mewakili jurusan dan dengan siswa tingkat satu yang bernama Lia Ariska.
 
Sejak saat itu hidup ku bisa di bilang kacau mendadak, aku sibuk mengumpulkan data untuk membuat karya ilmiah yang harus di presentasikan di acara pemilihan putri kampus, aku sering izin pulang untuk meminta bantuan ayah dan ibu yang cukup berpengalaman di bidang kesehatan, tak jarang aku pulang ke asrama selepas magrib sambil menerobos hujan deras dengan motor bersama ayah.
Saat itu aku menangis selepas salat isya, aku merasa perjuangan ini sungguh berat, aku takut ayah yang sudah mulai menua sakit karena harus terkena hujan beberapa hari ini. Aku memohon kepada Allah, bukan untuk kemenangan tapi untuk kelancaran di acara lomba nantinya.
Cucian baju ku tak tersentuh, tak jarang aku mandi jam 11 malam karena lupa untuk mandi sore bahkan jadwal kuliah pun aku lupa.

Saat itu sahabat ku Desi berusaha memotivasi ku dengan berbagai petuahnya, agar aku lebih berani menghadapi lomba besok, ia pun tak segan-segan menyisihkan waktunya untuk membantu ku membuat karya tulis, menguji ku dengan berbagai pertanyaan, dan memarahi  jika aku hampir putus asa :').
Lain lagi dengan afres yang mungkin sudah hapal dan bosan mendengar isi artikel ku karena terlalu sering aku ucapkan untuk latihan, ntah di kelas, di kamar, bahkan di sampingnya sekalipun.

Lain cerita lagi dengan Diah, si ketua asrama yang selalu memberi masukan, support, ide-ide untuk perkembangan karya tulis, ia juga menemani ku saat latihan di depan adik-adik di ruang makan, juga saat mentraslate pidato menjadi bahasa lampung, sampai-sampai ketiduran di lantai. :'')

Juga untuk Mela Tarlina yang rela di bangunkan tengah malam untuk membantu mentranslate pidato dalam bahasa lampung. Tapi sayangnya tidak jadi digunakan, maaf ya Mel hehe...

Lalu ibu asrama yang sudah bersedia menyaksikan aku dan Lia  saat latihan di ruang makan, dan juga memberi masukan yang baik.

Juga untuk teman-teman di kamar, dewi, anti, pipi, rama, dan pite yang sering memberi masukan dan saran untuk perbaikan ku dan sabar mendengar keluh kesahku.

Spesial untuk Ahimsa yoga, calon kakak ipar ku yang telah membantu mentransle dalam bahasa inggris, sampai harus lembur 2 hari berturut-turut :')

Double spesial untuk Diki Noris dan Kak uda yang selalu memberi support lewat sms dan telepon :"")

H-5
Setelah selesai mengerjakan karya tulis, saya dan Lia meminta bantuan Vania (finalis putri kampus tahun lalu) untuk mengajari kami latihan jalan di lorong, memang tidak mudah. Selama tiga hari kami terus latihan berjalan menggunakan higheels dan wedges, bisa di lihat beberapa bukti bisu di betis kami yang terlihat kebiru-biruan karena kelelahan harus terus berlatih hingga jam 12 malam.

H-3
Aku mulai jenuh. lelah. dan bosan menghadapi semua ini. Aku mulai takut, takut penampilan besok memalukan, takut mengecewakan banyak orang, takut pengorbanan selama ini sia-sia.
Yang membuat aku tercengang, jadwal lomba pemilihan putri kampus di majukan, tidak seperti tahun lalu.
Dan acara lomba putri kampus hanya berbeda sehari dengan lomba tari kreasi yg aku ikuti juga, aku binggung bagaimana cara membagi waktunya.
Aku pun menangis sejadi-jadinya di tempat tidur, anak-anak kamar ku terheran-heran melihat perubahan kelaukuan ku. Tak lama kemudian, Desi dan Diah datang menghibur ku.
Cukup lama aku menangis namun kemudian aku bangkit, aku tidak boleh lemah, tangis tidak menyelesaikan masalah. Banyak yang mendukung ku. Tak seharusnya aku bersikap seperti ini!!
Segera ku ambil heels dan mulai latihan berjalan di lorong asrama sampai larut malam (lagi).

H-2
Aku mulai terbiasa dengan kesibukan ini. Aku mulai menguatkan diri untuk menghadapinya. Bagiku "tak ada pilihan kecuali hadapi".
Tepat 2 hari sebelum acara lomba, aku dan Lia fiting kebaya di salon untuk acara besok, tadinya mau naik angkot, untungnya afres dengan hatinya yang baik mencarikan motor untuk aku gunakan ke salon.

H-1
Hari ini aku berdandan tapi bukan untuk lomba putri kampus, namun untuk lomba tari kreasi. Acaranya pun berlangsung meriah dan lancar, tapi sayang tim kami tidak mendapat juara, bukan karena jelek dikarenakan tarian kami kurang sesuai dengan tema yang di tentukan. itu salah satu perkataan juri.

Setelah selesai mengikuti lomba tari, dilanjutkan dengan latihan gladi resik untuk pemilihan putri kampus sampai magrib menjelang. ckck
Aku mengikutinya dengan masih menggunkan pakaian dan make up tari kreasi. Oh iya, rencananya di hari H aku akan menampilkan bakat baca puisi buatan sendiri jadilah aku meminta Audria (si ahli membaca puisi) untuk memperindah cara ku membaca puisi.
Setelah meminta izin sepupu ku (Indi) untuk menginap di rumahnya dan ia mempersilakan, kami langsung cabut dengan menggunakan angkot, tak lupa mampir dulu di sebuah minimarket untuk membeli kebutuhan hidup, maklum semua barang dan pakaian Audria di asrama semua :D
Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai tujuan. Alhamdulilah, kedatangan kami di sambut hangat oleh keluarga Indi :)).
Saat sedang membereskan barang bawaan. Tiba-tiba Diki datang untuk mengantar baju ku yang ada di rumah Afres. Setelah itu kami melanjutkan kegiatan untuk mandi dan makan malam.

Teng!
Pukul 20.00 WIB tepat!. Kami (aku dan Audria) mulai berlatih pidato dan membaca puisi di lantai 2 sambil menjerit-jerit untuk menghayati puisi. Tiba-tiba bude datang sambil membawa beberapa potong martabak keju dan minuman hangat. Yummy!! Kami beristirahat sejenak kemudian melanjutkan latihan kembali dengan semangat yang hampir pudar karena kelelahan.
"Hoaammm..." Jam sudah menunjukkan jam 11 malam, kami merasa sangat lelah. Kami putuskan untuk tidur sebentar dan bangun pukul 3 untuk latihan lagi.

Hari "H" (tanggal 13 april 2013)

Hari yang di harapakan untuk cepat datang dan berlalu pun tiba.

"Win, bangun sudah jam setengah 5." Audria mengguncang-guncangkan tubuhku.
"Astafiruloh kesiangan!!! Ayo cepat mandi!"
Kami berdua langsung mandi dengan terburu-buru, untungnya ada dua kamar mandi jadi lebih cepat selesai. Setelah itu kami sarapan bersama, hehe agak malu sih menceritakannya, saat di meja makan itu aku merasa sangat mual dan ingin muntah, bukan karena menu masakan tapi karena aku sangat nervous untuk mengikuti lomba hari ini. HUFFTTT!!!
Sekitar pukul setengah 6, aku dan audria di antar pakde menuju salon. Lia datang agak telat karena neneknya vani (tempat ia menginap) meninggal, innalilahi...
Sambil menunggu aku di dandani, Audria menuliskan puisi dalam lembaran yang bagus untuk ku. Butuh waktu 2,5 jam untuk menyelesaikan tata rias aku dan Lia, kami terlihat seperti anak kembar tapi beda karena berbalut kebaya yang berwarna sama yakni ungu kombinasi kuning.
Setelah semua beres kami menuju gedung dengan menggunakan mobil.Wussshh....

Pukul 08.30 WIB
Kami sudah sampai di gedung, acaranya di lantai 4 boooo!! Capek sekali menaiki anak tangga satu persatu dengan menggunakan kebaya dan kain tapis seperti ini.
Setelah sampai di aula lantai 4, terasa hangat sekali, mungkin panas. Yah terasa sekali panasnya pertandingan antar peserta yang tentunya bersifat wajar. Aku berusaha bersikap tenang.
Pada saat itu Lian, Asti, dan Rika datang membawa sepatu untuk aku gunakan, namun sayang punya Lian kekecilan, dan punya Rika kurang tinggi hak nya. Aku pun memakai punya Astiana Al'dila yang berwarna hitam dan pas di kaki :)). Sebelum acara di mulai aku memanfaatkan waktu untuk latihan berjalan di sebuah ruangan kecil.
10 menit sebelum acara di mulai, panitia membagikan nomor peserta aku mendapat urutan 14 dan Lia mendapat urutan 13.

"Inilah para finalis putra-putri kampus Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang" MC memandu acara dengan bagus dan meriah.

Kami pun berjalan beriringan bersama pasangan masing-masing melewati karpet merah untuk memperkenalkan diri di atas panggung.
Setelah itu satu persatu peserta maju untuk mempresentasikan karya tulis dalam waktu 10 menit dengan menggunakan berbagai bahasa boleh bahasa asing, bahasa daerah, maupun bahasa indonesia sekalipun.

Dan tibalah saatnya gilirannya aku... Dwinda Alhuda Arofa....

Deg-degan? Sekidit! Beneran sedikit! Itulah mungkin keajaiban tuhan yang di berikan kepada ku. Sesaat sebelum nama ku di panggil untuk maju aku merasa mendapat transfer energi dan percaya diri, aku pun bisa melangkah dengan baik tanpa tersandung higheels yang tinggi dan kebaya yang menjuntai hingga ke lantai.

"Assalamualaikum wr.wb. Good Morning everybody..."(aku berusaha menyapa seramah mungkin)
"My Name is Dwinda, you can call me Dwinda.................."

Klik. Lampu mendadak padam.
"Hooaahhhh!!!" Mendadak seisi aula riuh.
 Aku hanya bisa berdiri dalam diam di atas panggung sambil sesekali tersenyum. Pihak panitia memberi ku sebuah kursi untuk duduk sambil menunggu lampu hidup kembali.
Aku cukup bersyukur, karena berkat mati lampu itu, aku bisa membiasakan diri dengan suasana panggung, aku bisa mengontrol emosi dan aku bisa mengingat-ingat isi karya tulis ku kembali hehehe....
Setelah lampu hidup, aku kembali mulai memperkenalkan diri, dan tak lupa aku juga memperkenalkan buku pertama ku. Saat aku menunjukkan buku pertama ku tepuk tangan riuh menyertai.
Apalagi saat aku bilang "Saya sengaja menuliskan nama institusi tempat saya belajar saat ini, karena saya ingin menunjukkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa Provinsi Lampung mempunyai sebuah Institusi kesehatan yang berkualitas yaitu Politeknik kesehatan kementrian kesehatan tanjung karang."
Tepuk tangan riuh dari peserta dari ketiga juri pun menggema kembali. Aku semakin semangat saja untuk mempresentasikan isi karya tulis ku.

Ehmmm.... Aku ingat sekali, para juri dan direktur, bapak Sri Indra yang saat itu ikut menyaksikan acara lomba, tersenyum sambil manggut-manggut saat aku mengucapkan ide-ide ku.
Simak yaa...
"Saya mempunyai beberapa rencana yang bisa saya lakukan dalam waktu dekat ini, yaitu rencana dalam hal pencegahan dan penanganan.
a). Rencana dalam hal pencegahan adalah tindakan yang akan saya lakukan selama menjadi mahasiswa institusi ini, yaitu : Membuat buku kedua dan ketiga tentang kesehatan.
Buku kedua adalah buku saku untuk ibu hamil dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami sehingga menarik minat baca ibu hamil.
Buku ketiga adalah sebuah novel untuk remaja putri yang bercerita tentang kehidupan remaja saat ini dan di dalamnya saya sisipkan ilmu kesehatan khususnya kebidanan, hal ini bisa menjadi bekal untuk remaja putri yang akan menjadi ibu.
Jadi buku yang akan saya buat ini bisa menjadi bahan pembelajaran untuk ibu masa kini dan ibu di masa mendatang.
b). Rencana dalam hal penanganan yaitu tindakan yang akan saya lakukan setelah saya lulus dari institusi ini dan resmi menjadi seorang bidan, yaitu :
1). Terjun langsung pada daerah binaan dan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan agama untuk mengetahui kondisi daerah setempat, adat istiadat, tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan warga.
2). Mengadakan acara kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan warga misalnya lomba balita sehat dengan memanfaatkan dana CSR (Corporate  social responsibility) pada perusahaan perseroan terbatas. Dana CSR sendiri merupakan dana yang wajib dikeluarkan sebuah perusahaan perseroan terbatas sebagai tanggungjawab sosial dan lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat umumnya. Seperti termaktub dalam UU no 40 tahun 2007, pasal 74 ayat 1 dan 2.

Tepat setelah aku mengungkapkan ide-ide ku, bel berbunyi tanda waktu presentasi habis. "Time Up!!"

Kini saatnya sesi tanya jawab. Juri tidak bertanya seputar karya tulis yg aku presentasikan, teringat dalam ingatan beliau memuji penampilan ku yang cetar hehe, beliau juga bilang bahwa aku adalah anak yg cerdas dan tidak ada yang bisa di pertanyakan lagi mengenai karya tulis ku yang cukup bagus namun beliau ingin mengetahui cara apa yang akan aku lakukan selain menulis untuk mendekatkan diri pada masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan? 
Aku menjawab bahwa sedang belajar tarian lampung. Kebetulan juri yang bertanya adalah seorang guru tari, aku pun di minta untuk mempraktikan salah satu gerakan. Dan pada saat itulah kecelakaan kecil terjadi, hak sepatu tersangkut di kebaya dan meninggalkan sedikir robekan. 
Namun aku bisa tetap tenang menyikapinya hingga tak seorang pun yang mengetahui kecelakaan itu. Alhamdulilah... Hehehe.... :D

Setelah semua peserta maju (berjumlah 20 peserta, masing-masing 2 dari tiap jurusan). Kami pun di persilakan untuk istirahat dan makan siang di sebuah ruangan khusus selagi menunggu hasil pengumuman  yang masuk tiga besar putri dan putra kampus.
Jrengg...Jrenggg.... 
Aku masuk tiga besar. Tapi sayang partner ku, Lia tidak masuk, yah tidak apa-apa. Tetap semangat adik :'D
Aku dan 5 peserta lainnya (semua berjumlah 6 yaitu 3 putra dan 3 putri) mengikuti seleksi kembali. Kali ini juri bertambah menjadi enam juri (ditambah pudir 1, 2, dan 3), di seleksi kedua ini kami harus menjawab pertanyaan kocokan dan menampilkan bakat kami. 

Singkat cerita.....
5 peserta sudah maju dan aku yang terakhir. Aku mendapat pertanyaan "bagaimana menurut anda cara institusi kesehatan poltekkes kemenkes tajung karang untuk mensukseskan program kesehatan di indonesia ini?"
Tanpa harus mengulang dua kali pertanyaan aku menjawab dengan tegas. " Institusi pendidikan ini harus bisa mencitakan tenaga kesehatan yang kreatif, seperti yang akan saya lakukan yaitu menulis sebuah novel yang di dalamnya saya sisipkan ilmu-ilmu kesehatan, menurut saya itu merupakan cara yang kreatif untuk melakukan promosi kesehatan, tidak seperti penyuluhan yang bersifat monoton."
Lagi-lagi kulihat juri-juri menganggukan kepala mendengarnya. Setelah itu di lanjutkan pembacaan puisi karangan aku sendiri sebagai penampilan bakat.

TIK TOK TIK TOK...
Semua juri sedang mendiskusikan hasil akhir di sebuah ruangan untuk menentukan juara 1, 2, dan 3 putra -putri kampus.
Finally?????
Yeah!! Nama ku di umunkan sebagai juara 1 yang berarti sekaligus menjadi putri kampus tahun 2013. Alhamdulilah! Yang terbayang di benak ku saat itu, kini aku bisa membuktikan pada orang tua ku bahwa bukan cuma kakak yang membanggakan karena bisa menjadi seorang dokter, aku juga bisa :"")
nih penampakan aku saat acara lomba yg menggunakan kebaya ungu kombinasi kuning, cakep kan? hehehe


2 hari setelah itu, aku di minta untuk memakai kebaya kembali pada saat pemberian hadiah dan selempangan di acara penutupan. Acara berlangsung meriah, dan diliput oleh stasiun Televisi TVRI ;)

Aku menggunakan kebaya yang berbeda pada saat lomba, biar lebih fresh gitu karena penampilan baru. :)))

Itulah sedikit cerita ku kemarin saat mengikuti lomba pemilihan putri kampus poltekkes, mungkin ada beberapaa scene yang terlewat, maklumlah, tak mungkin aku bisa menceritakan kegiatan tiap detiknya :D
dan mungkin ada pihak-pihak yang membantu tapi belum tersebutkan, saya minta maaf sebesar-besarnya. Semoga Allah membalas semua kebaikan di dunia dan akhirat. Amin :) :)

Terimakasih sekali lagi untuk Allah SWT, aku bangga tapi bukan berarti sombong karena memang tidak ada yang bisa di sombongkan, ya enggak? :))

Oya, nih ada foto seluruh finalis putra putri kampus, ini akan aku ingat sebagai salah satu kenangan yang indah :)


Jumat, 03 Mei 2013

LDR Is Beautiful!


                                                 
Bagi yg kehabisan buku curhat LDR jangan sedih yaa, nih aku bagi-bagikan secara gratis buat di baca, cerita aku yg di muat di buku itu. Selamat membaca :))


Spesial untuk Diki Noris yang sudah menemani 4 tahun ini....

Firstly...
Berada jauh darinya membuat ku mengerti sebuah arti kerinduan. Dengarkan kisahnya, maka kau akan temukan aku dan seseorang yang sangat ku cintai.
                                                                                                ***                                                                       
Awal September 2011.
“Huh“ Aku menghempaskan diri ke kasur, rasanya berat sekali menjalani hari- hari terakhir di rumah sebelum aku memasuki dunia kuliah yang mengharuskan tinggal di asrama, bagaimana tidak? Disana tidak diperbolehkan membawa barang elektronik yang biasa aku gunakan di rumah, tidak ada laptop, radio, televisi, bahkan yang sudah menjadi kebutuhan primer orang zaman sekarang, HANDPHONE! Oh tidaaak!!!
Aku memandang sebuah foto ukuran 3R, terlihat sebuah lelaki yang tersenyum lepas. Namanya diki noris. Nama yang unik. Bermula dari pertemuan kami dalam ekskul saat SMA membuat kami saling jatuh cinta dan menjalin sebuah hubungan hingga saat ini.
Walaupun ia bukan sosok lelaki romantis seperti Robbert Pattinson di layar twilightnya, namun aku merasa senang menjalani hari dengannya dan merasa memang inilah yang aku cari sejak dulu.
Ehm... Bagaimana ya kalau nanti aku sudah di asrama? Bagaimana bisa berkomunikasi jika tidak ada handphone?
Sepertinya keadaan sekarang memaksa ku untuk mulai mempersiapkan kemungkinan kandasnya hubungan ini.Banyak cerita, pasangan yang masih bisa berkomunikasi lewat telpon, sms, atau video call saja banyak yang berhenti di tengah jalan, apalagi aku?
Tiga hal yang sangat membunuh ku nanti, jarak yang cukup jauh, backstreet dengan orang tua, dan tidak ada alat komunikasi sama sekali! Namun semua ini demi cita-cita ku di masa depan, yeah! Menjadi tenaga kesehatan profesional!
Hanya satu yang bisa kulakukan sebelum berangkat ke asrama, menitip pesan kepadanya agar selalu menceritakan segala hal yang terjadi setiap harinya melalui pesan di facebook.
                                                                                                ***
Pertengahan september 2011.
Angin malam berhembus keras, menusuk ngilu ujung persendian. Berkali- kali aku mencoba memejamkan mata untuk tidur namun gagal, coba lagi dan gagal lagi.Rasa gelisah menyelimuti saat malam pertama di asrama, dunia apa ini? Asrama yang asing, kamar yang asing dengan tempat tidur bertingkat, teman-teman, kakak kelas, ibu asrama, dan kampus yang semuanya asing bagiku.
Hari- hariku penuh dengan kegalauan. Jika di kelas sedang jam kosong, pikiran ku tertuju pada Diki, Aku merasa sekarang tidak ada yang memperhatikan ku, tidak ada yang menghibur saat aku sedih dan tidak ada telinga yang selalu mendengarkan cerita ku  tentang segala hal di sekolah.
Ehm... Bagaimana ya keadaan dia sekarang? Apakah sehat? Apakah dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa ada yang mengingatkan untuk makan, dan mengingatkan agar jangan tidur larut malam bersama tugas- tugasnya?
Kalau dulu sih, aku yang selalu mengingatkannya, jadi ya take and give lah, dia perhatian kepada ku, aku pun begitu, kalau sekarang  siapa yang akan melakukan itu? Bagaimana jika maagnya kumat lagi, bagaimana jika ia kurang tidur lagi? Atau yang lebih buruk lagi bagaimana jika ia merasa kesepian dan mencari perempuan lain??
                                                                                                ***
Oktober 2011.
Setelah menjalani masa adaptasi di asrama selama satu bulan, aku dan teman- teman di perbolehkan untuk pulang di rumah selama tiga hari, aku memanfaatkan waktu untuk melepas rindu dengan keluarga, teman- teman dan pacar.
Hal yang wajib dilakukan adalah mengecek inbox facebook. Saat pertama kali aku membuka, loading lama sekali, Waw! ternyata penuh dengan kiriman darinya, ia menceritakan sedetail- detailnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya, mulai dari ban motornya yang pecah di tengah hujan, maagnya yang kumat karena tidak makan siang, diare yang mengganggunya saat kuliah, pengusiran dosen karena lupa membawa tugas, hingga keberuntungannya mendapat uang Rp. 10.000 dari sebuah makanan ringan, aku meneteskan air mata sambil sesekali tertawa membacanya.
Oh iya, ada satulagi, kini ia mulai mengajar privat bagi siswa sekolah dasar untuk mengisi waktu kosong, hasilnya memang tidak seberapa, namun yang membuat ku bangga, ia menyediakan hari khusus membuka privat gratis di rumah untuk tetangganya yang kurang mampu.Ckckck.
Dengan membaca banyak kiriman dan melihat foto- fotonya, aku merasa sedang berada di dekatnya. Ah, andai saja itu terjadi, sekedar memastikan bahwa ia baik- baik saja.
Eh? tiba- tiba aku mendapat ide cemerlang, aku pun segera mendata barang apa saja yang dia  butuhkan dan bergegas menuju swalayan.
Susu, makanan ringan, handsanitizer, vitamin C, buku catatan kecil, masker, sarung tangan, jaket dan jas hujan.
“Ya, sudah lengkap” Aku manggut- manggut.
Menurut cerita dari pesan yang ia kirimkan, barang- barang inilah yang ia butuhkan, memang barang kecil yang mungkin tak terfikir olehnya.
Semua barang ini ada filosofinya, diantaranya  untuk menjaga daya tahan tubuh, agar maagnya tidak kumat lagi, tidak diare lagi, perlindungan saat mengendarai motor dan yang terpenting, buku catatan kecil untuk mencatat hal penting agar tidak ada yang lupa juga tidak ada kasus pengusiran lagi.
Semoga saja semua ini bermanfaat untuknya, aku sudah berusaha merawatnya dari jarak jauh. Bismillah, aku membungkus semua dan segera mengirimnya melalui jasa pengiriman paket kilat.
“Semoga sampai tempat tujuan.” Aku mengecup bungkusan tersebut.
                                                                                                ***
Tak terasa tiga hari telah berlalu, saatnya kembali ke asrama. Jam menunjukkan pukul 15.50 WIB, tepat sepuluh menit sebelum apel masuk asrama dimulai. Aku menunggu di halaman depan asrama dengan hati yang gelisah tak menentu. Sudah satu jam lebih Diki tidak membalas SMS.
Kamu kemana sih? Bales SMS aku dong!
Tulilut.... Tulitut...
Sebuah SMS masuk. Dari Diki. Buru- buru aku membukanya.
Sayang, aku lagi di rs, habis kecelakaan.
Tangan ku gemetar saat membaca sms tersebut.
Baru aku akan membalasnya tiba- tiba...klonteng... klonteng.... tanda apel telah siap dimulai. Setelah apel, dilarang keluar asrama lagi. Segera aku menyerahkan handphone ke ayah dan masuk asrama untuk mengikuti apel.
Selama apel, mata ku terasa pedas sekali menahan air mata yang hampir tumpah, badan ku gemetar rasanya, ya Tuhan tolong Diki....!!
                                                                                                ***
November 2011.
Horeeeee !!
Waktunya pulang ke rumah lagi, rasanya aku ingin berlari menuju rumah. Tak sabar rasanya ingin bertemu keluarga juga membaca semua kiriman Diki di inbox facebook.
“Assalamualaikum...” Aku membuka pintu pelan dan langsung di sambut dengan senyuman mama.
“Walaikumsalam, sudah pulang win? Sudah makan belum? Mama sudah buatkan kamu soto ayam kesukaan kamu.”
“Belum mah, wah pasti enak.“
“Ya sudah, kamu ganti baju dulu ya. Mama racikin sotonya.”
Sambil mengganti baju, aku sempatkan membuka facebook. Beberapa pesan yang ku baca cukup membuat lega, kondisi Diki sudah mulai membaik dan ia mengucapkan terimakasih atas barang kiriman ku yang sangat berguna.
“Win, Ayo makan, mumpung masih panas.” Suara mama memanggil dari arah dapur.
Kami pun makan bersama sambil mengobrol seputar asrama dan kuliah.
“Oiya, Gimana kabar Diki? Sudah baikan?“
Lho? Darimana mama tahu semua itu? Oh,  iya! saat aku menyerahkan handphone, aku belum mematikannya, mungkin papa dan mama membaca SMS dari Diki.
“Besok ajak ke rumah ya, kenalin dengan papa dan mama, sekarang kamu sudah boleh pacaran kok, kan sudah kuliah.”
Wajahku mendadak berubah senang. Akhirnya setelah backstreet dua tahun lebih, papa dan mama merestuinya..... Ah, leganyaaa!
                                                                                                ***
Desember 2011.
Suasana malam di jalanan tengah kota sangat penuh sesak, tetapi tidak dengan hatiku yang tenang saat berjalan dengan Diki disertai izin resmi dari orang tua. Ciiyeeehh sekarang sudah enggak baskstreet lagi ceritanya.
Malam ini Diki berjanji akan mengajak ke suatu tempat yang sudah ia persiapkan dari jauh hari. Aku jadi penasaran, tempat apasih?
“Nah sekarang kita sudah sampai.”
“Kenapa kita kesini?  Disini kan mahal.“
Ia segera mengandeng tangan ku masuk. Kami pun duduk berdua di sebuah pondok yang telah di booking sebelumnya. Ditemani beberapa lilin di meja.
Selama makan kami diam seribu bahasa, hanya sesekali saling bertatapan dan tersenyum. Suasana malam itu terasa tentram sekali.Hingga waktu menunjukkan pukul 21.15 WIB, kami berniat menyudahi acara tersebut.
“Gimana malam ini ?“
Aku hanya tersenyum. Habis bingung mau menjawab apa, pertanyaannya saja ambigu. Mungkin ia  ingin menanyakan perasaan aku senang atau tidak.
“Ehmm... Katanya kamu enggak ada uang? Buat makan siang aja enggak ada sampai maag kamu kumat terus.“
“Ya kalau untuk diri sendiri memang enggak pernah ada uang, tapi kalau untuk kamu beda cerita.”
“Jangan- jangan kamu maling uang orang ya?“
“Enggak lah! Sudahlah enggak usah di bahas!“
Kami terdiam. “Bintangnya bagus ya ? “ ucapnya seperti di film remaja di televisi.
“ Iya bagus banget.” Ucapku berbohong. Padahal bintang seperti itu kan setiap malam juga ada. Dasar korban televisi.Yah tidak apalah, hitung-hitung mencairkan suasana agar lebih romantis.
“ Dwinda...”
“ Ya? “
“Boleh minta sesuatu enggak?”
Aduh! Mau minta apa dia? jangan-jangan seperti yang di film-film juga, gimana kalau dia minta ci....
“Boleh enggak?”
“Minta apa ya?”
“Enggak muluk-muluk kok. Ehmm... Aku pengen kamu belajar yang benar disana, enggak usah khawatir mikirin aku, aku enggak akan selingkuh. Aku juga sudah bisa menjaga kesehatan diri sendiri.”
“Eh? Kok kamu tahu kalau aku mikirin itu?”
Ia membuang napas panjang. “ Memangnya aku baru sehari dua hari kenal kamu?” ia mencoba mencubit pipi ku. Aku menepisnya sambil tersenyum.
“Aku juga disini bakal seperti itu, jadi kita berjuang sama- sama ya? Mau kan?“
Aku mengangguk.
“Eh, sini dong aku bisikin.” Ia menarik tanganku. Akupun mendekatkan telinga. “Aku sayang kamu.”
“Aku juga.” Balas ku membisik.
Kami mendadak tersipu malu, layaknya sepasang kekasih yang baru jadian. Hihihi. Kami tertawa bersama melihat kejadian barusan.
Malam ini tak mungkin terlupakan. Indah sekali.Rasanya semenjak jarak kami berjauhan seperti ini, kami menjadi lebih saling menyayangi, menjaga juga belajar membangun kepercayaan satu sama lain.
Ah, mungkin inilah indahnya LDR aku dan dia yang tidak bisa dirasakan pasangan lain. Aku merasa bahagia sekali. Terimakasih Tuhan.
                                                                                                ***