Sabtu, 04 Mei 2013

13 April 2013

sebuah status sebagai duta yang melewati perjalanan panjang penuh cerita....


H-14

Aku memiliki teman sekamar yg menjabat sebagai ketua himpunan program studi (kalau SMA biasa di sebut ketua osis) sebut saja namanya Dewi, hehe..
Dewi : Dwinda, kamu mau enggak ikut pemilihan putri kampus?
Aku  : (agak kaget) Ehmm... Enggaklah wi, aku enggak belum biasa ikut acara seperti itu.
Dewi : Ya kan masih ada waktu buat latihan
Aku : Enggak lah wi, hehe (sambil sedikit tertawa). Padahal kalau mau jujur, aku tuh pengen banget ikut, aku pengen promosiin buku aku ke seluruh mahasiswa dan dosen di poltekkes, tapi aku cukup tau diri, ini enggak main-main. Ini membawa nama jurusan.
Walaupun di mulut berkata "enggak mau", namun dari jauh-jauh hari aku meminta adik ku untuk mengajari main gitar sebagai bakat yang ingin aku tampilkan nanti, aku juga mulai menulis perkiraan ku tentang apa yang akan juri tanyakan seputar kampus dan tentu sudah mempersiapkan jawabannya juga. heheheh....

H-10
Diadakan kumpulan di ruang makan untuk seluruh tingkat 2. Disana di bahas siapa saja yg akan ikut lomba-lomba dalam acara dies natalis kampus kami.
Dan pada saat pemandu acara kumpulan (Ambar) bertanya tentang peserta pemilihan putri kampus, ada yang mengajukan nama ku. Agak kaget juga mendengarnya, tapiiii lagi-lagi aku tidak bisa meng"iya"kan karena sekali lagi, aku CUKUP TAHU DIRI, ini kan membawa nama jurusan, harus yang benar-benar berkualitas yang maju.

H-6
Setelah melewati berbagai perjalanan panjang, berpikir panjang dan berbicara panjang, akhirnya pihak pendidikan menunjuk aku untuk maju mewakili jurusan dan dengan siswa tingkat satu yang bernama Lia Ariska.
 
Sejak saat itu hidup ku bisa di bilang kacau mendadak, aku sibuk mengumpulkan data untuk membuat karya ilmiah yang harus di presentasikan di acara pemilihan putri kampus, aku sering izin pulang untuk meminta bantuan ayah dan ibu yang cukup berpengalaman di bidang kesehatan, tak jarang aku pulang ke asrama selepas magrib sambil menerobos hujan deras dengan motor bersama ayah.
Saat itu aku menangis selepas salat isya, aku merasa perjuangan ini sungguh berat, aku takut ayah yang sudah mulai menua sakit karena harus terkena hujan beberapa hari ini. Aku memohon kepada Allah, bukan untuk kemenangan tapi untuk kelancaran di acara lomba nantinya.
Cucian baju ku tak tersentuh, tak jarang aku mandi jam 11 malam karena lupa untuk mandi sore bahkan jadwal kuliah pun aku lupa.

Saat itu sahabat ku Desi berusaha memotivasi ku dengan berbagai petuahnya, agar aku lebih berani menghadapi lomba besok, ia pun tak segan-segan menyisihkan waktunya untuk membantu ku membuat karya tulis, menguji ku dengan berbagai pertanyaan, dan memarahi  jika aku hampir putus asa :').
Lain lagi dengan afres yang mungkin sudah hapal dan bosan mendengar isi artikel ku karena terlalu sering aku ucapkan untuk latihan, ntah di kelas, di kamar, bahkan di sampingnya sekalipun.

Lain cerita lagi dengan Diah, si ketua asrama yang selalu memberi masukan, support, ide-ide untuk perkembangan karya tulis, ia juga menemani ku saat latihan di depan adik-adik di ruang makan, juga saat mentraslate pidato menjadi bahasa lampung, sampai-sampai ketiduran di lantai. :'')

Juga untuk Mela Tarlina yang rela di bangunkan tengah malam untuk membantu mentranslate pidato dalam bahasa lampung. Tapi sayangnya tidak jadi digunakan, maaf ya Mel hehe...

Lalu ibu asrama yang sudah bersedia menyaksikan aku dan Lia  saat latihan di ruang makan, dan juga memberi masukan yang baik.

Juga untuk teman-teman di kamar, dewi, anti, pipi, rama, dan pite yang sering memberi masukan dan saran untuk perbaikan ku dan sabar mendengar keluh kesahku.

Spesial untuk Ahimsa yoga, calon kakak ipar ku yang telah membantu mentransle dalam bahasa inggris, sampai harus lembur 2 hari berturut-turut :')

Double spesial untuk Diki Noris dan Kak uda yang selalu memberi support lewat sms dan telepon :"")

H-5
Setelah selesai mengerjakan karya tulis, saya dan Lia meminta bantuan Vania (finalis putri kampus tahun lalu) untuk mengajari kami latihan jalan di lorong, memang tidak mudah. Selama tiga hari kami terus latihan berjalan menggunakan higheels dan wedges, bisa di lihat beberapa bukti bisu di betis kami yang terlihat kebiru-biruan karena kelelahan harus terus berlatih hingga jam 12 malam.

H-3
Aku mulai jenuh. lelah. dan bosan menghadapi semua ini. Aku mulai takut, takut penampilan besok memalukan, takut mengecewakan banyak orang, takut pengorbanan selama ini sia-sia.
Yang membuat aku tercengang, jadwal lomba pemilihan putri kampus di majukan, tidak seperti tahun lalu.
Dan acara lomba putri kampus hanya berbeda sehari dengan lomba tari kreasi yg aku ikuti juga, aku binggung bagaimana cara membagi waktunya.
Aku pun menangis sejadi-jadinya di tempat tidur, anak-anak kamar ku terheran-heran melihat perubahan kelaukuan ku. Tak lama kemudian, Desi dan Diah datang menghibur ku.
Cukup lama aku menangis namun kemudian aku bangkit, aku tidak boleh lemah, tangis tidak menyelesaikan masalah. Banyak yang mendukung ku. Tak seharusnya aku bersikap seperti ini!!
Segera ku ambil heels dan mulai latihan berjalan di lorong asrama sampai larut malam (lagi).

H-2
Aku mulai terbiasa dengan kesibukan ini. Aku mulai menguatkan diri untuk menghadapinya. Bagiku "tak ada pilihan kecuali hadapi".
Tepat 2 hari sebelum acara lomba, aku dan Lia fiting kebaya di salon untuk acara besok, tadinya mau naik angkot, untungnya afres dengan hatinya yang baik mencarikan motor untuk aku gunakan ke salon.

H-1
Hari ini aku berdandan tapi bukan untuk lomba putri kampus, namun untuk lomba tari kreasi. Acaranya pun berlangsung meriah dan lancar, tapi sayang tim kami tidak mendapat juara, bukan karena jelek dikarenakan tarian kami kurang sesuai dengan tema yang di tentukan. itu salah satu perkataan juri.

Setelah selesai mengikuti lomba tari, dilanjutkan dengan latihan gladi resik untuk pemilihan putri kampus sampai magrib menjelang. ckck
Aku mengikutinya dengan masih menggunkan pakaian dan make up tari kreasi. Oh iya, rencananya di hari H aku akan menampilkan bakat baca puisi buatan sendiri jadilah aku meminta Audria (si ahli membaca puisi) untuk memperindah cara ku membaca puisi.
Setelah meminta izin sepupu ku (Indi) untuk menginap di rumahnya dan ia mempersilakan, kami langsung cabut dengan menggunakan angkot, tak lupa mampir dulu di sebuah minimarket untuk membeli kebutuhan hidup, maklum semua barang dan pakaian Audria di asrama semua :D
Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai tujuan. Alhamdulilah, kedatangan kami di sambut hangat oleh keluarga Indi :)).
Saat sedang membereskan barang bawaan. Tiba-tiba Diki datang untuk mengantar baju ku yang ada di rumah Afres. Setelah itu kami melanjutkan kegiatan untuk mandi dan makan malam.

Teng!
Pukul 20.00 WIB tepat!. Kami (aku dan Audria) mulai berlatih pidato dan membaca puisi di lantai 2 sambil menjerit-jerit untuk menghayati puisi. Tiba-tiba bude datang sambil membawa beberapa potong martabak keju dan minuman hangat. Yummy!! Kami beristirahat sejenak kemudian melanjutkan latihan kembali dengan semangat yang hampir pudar karena kelelahan.
"Hoaammm..." Jam sudah menunjukkan jam 11 malam, kami merasa sangat lelah. Kami putuskan untuk tidur sebentar dan bangun pukul 3 untuk latihan lagi.

Hari "H" (tanggal 13 april 2013)

Hari yang di harapakan untuk cepat datang dan berlalu pun tiba.

"Win, bangun sudah jam setengah 5." Audria mengguncang-guncangkan tubuhku.
"Astafiruloh kesiangan!!! Ayo cepat mandi!"
Kami berdua langsung mandi dengan terburu-buru, untungnya ada dua kamar mandi jadi lebih cepat selesai. Setelah itu kami sarapan bersama, hehe agak malu sih menceritakannya, saat di meja makan itu aku merasa sangat mual dan ingin muntah, bukan karena menu masakan tapi karena aku sangat nervous untuk mengikuti lomba hari ini. HUFFTTT!!!
Sekitar pukul setengah 6, aku dan audria di antar pakde menuju salon. Lia datang agak telat karena neneknya vani (tempat ia menginap) meninggal, innalilahi...
Sambil menunggu aku di dandani, Audria menuliskan puisi dalam lembaran yang bagus untuk ku. Butuh waktu 2,5 jam untuk menyelesaikan tata rias aku dan Lia, kami terlihat seperti anak kembar tapi beda karena berbalut kebaya yang berwarna sama yakni ungu kombinasi kuning.
Setelah semua beres kami menuju gedung dengan menggunakan mobil.Wussshh....

Pukul 08.30 WIB
Kami sudah sampai di gedung, acaranya di lantai 4 boooo!! Capek sekali menaiki anak tangga satu persatu dengan menggunakan kebaya dan kain tapis seperti ini.
Setelah sampai di aula lantai 4, terasa hangat sekali, mungkin panas. Yah terasa sekali panasnya pertandingan antar peserta yang tentunya bersifat wajar. Aku berusaha bersikap tenang.
Pada saat itu Lian, Asti, dan Rika datang membawa sepatu untuk aku gunakan, namun sayang punya Lian kekecilan, dan punya Rika kurang tinggi hak nya. Aku pun memakai punya Astiana Al'dila yang berwarna hitam dan pas di kaki :)). Sebelum acara di mulai aku memanfaatkan waktu untuk latihan berjalan di sebuah ruangan kecil.
10 menit sebelum acara di mulai, panitia membagikan nomor peserta aku mendapat urutan 14 dan Lia mendapat urutan 13.

"Inilah para finalis putra-putri kampus Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang" MC memandu acara dengan bagus dan meriah.

Kami pun berjalan beriringan bersama pasangan masing-masing melewati karpet merah untuk memperkenalkan diri di atas panggung.
Setelah itu satu persatu peserta maju untuk mempresentasikan karya tulis dalam waktu 10 menit dengan menggunakan berbagai bahasa boleh bahasa asing, bahasa daerah, maupun bahasa indonesia sekalipun.

Dan tibalah saatnya gilirannya aku... Dwinda Alhuda Arofa....

Deg-degan? Sekidit! Beneran sedikit! Itulah mungkin keajaiban tuhan yang di berikan kepada ku. Sesaat sebelum nama ku di panggil untuk maju aku merasa mendapat transfer energi dan percaya diri, aku pun bisa melangkah dengan baik tanpa tersandung higheels yang tinggi dan kebaya yang menjuntai hingga ke lantai.

"Assalamualaikum wr.wb. Good Morning everybody..."(aku berusaha menyapa seramah mungkin)
"My Name is Dwinda, you can call me Dwinda.................."

Klik. Lampu mendadak padam.
"Hooaahhhh!!!" Mendadak seisi aula riuh.
 Aku hanya bisa berdiri dalam diam di atas panggung sambil sesekali tersenyum. Pihak panitia memberi ku sebuah kursi untuk duduk sambil menunggu lampu hidup kembali.
Aku cukup bersyukur, karena berkat mati lampu itu, aku bisa membiasakan diri dengan suasana panggung, aku bisa mengontrol emosi dan aku bisa mengingat-ingat isi karya tulis ku kembali hehehe....
Setelah lampu hidup, aku kembali mulai memperkenalkan diri, dan tak lupa aku juga memperkenalkan buku pertama ku. Saat aku menunjukkan buku pertama ku tepuk tangan riuh menyertai.
Apalagi saat aku bilang "Saya sengaja menuliskan nama institusi tempat saya belajar saat ini, karena saya ingin menunjukkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa Provinsi Lampung mempunyai sebuah Institusi kesehatan yang berkualitas yaitu Politeknik kesehatan kementrian kesehatan tanjung karang."
Tepuk tangan riuh dari peserta dari ketiga juri pun menggema kembali. Aku semakin semangat saja untuk mempresentasikan isi karya tulis ku.

Ehmmm.... Aku ingat sekali, para juri dan direktur, bapak Sri Indra yang saat itu ikut menyaksikan acara lomba, tersenyum sambil manggut-manggut saat aku mengucapkan ide-ide ku.
Simak yaa...
"Saya mempunyai beberapa rencana yang bisa saya lakukan dalam waktu dekat ini, yaitu rencana dalam hal pencegahan dan penanganan.
a). Rencana dalam hal pencegahan adalah tindakan yang akan saya lakukan selama menjadi mahasiswa institusi ini, yaitu : Membuat buku kedua dan ketiga tentang kesehatan.
Buku kedua adalah buku saku untuk ibu hamil dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami sehingga menarik minat baca ibu hamil.
Buku ketiga adalah sebuah novel untuk remaja putri yang bercerita tentang kehidupan remaja saat ini dan di dalamnya saya sisipkan ilmu kesehatan khususnya kebidanan, hal ini bisa menjadi bekal untuk remaja putri yang akan menjadi ibu.
Jadi buku yang akan saya buat ini bisa menjadi bahan pembelajaran untuk ibu masa kini dan ibu di masa mendatang.
b). Rencana dalam hal penanganan yaitu tindakan yang akan saya lakukan setelah saya lulus dari institusi ini dan resmi menjadi seorang bidan, yaitu :
1). Terjun langsung pada daerah binaan dan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan agama untuk mengetahui kondisi daerah setempat, adat istiadat, tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan warga.
2). Mengadakan acara kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan warga misalnya lomba balita sehat dengan memanfaatkan dana CSR (Corporate  social responsibility) pada perusahaan perseroan terbatas. Dana CSR sendiri merupakan dana yang wajib dikeluarkan sebuah perusahaan perseroan terbatas sebagai tanggungjawab sosial dan lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat umumnya. Seperti termaktub dalam UU no 40 tahun 2007, pasal 74 ayat 1 dan 2.

Tepat setelah aku mengungkapkan ide-ide ku, bel berbunyi tanda waktu presentasi habis. "Time Up!!"

Kini saatnya sesi tanya jawab. Juri tidak bertanya seputar karya tulis yg aku presentasikan, teringat dalam ingatan beliau memuji penampilan ku yang cetar hehe, beliau juga bilang bahwa aku adalah anak yg cerdas dan tidak ada yang bisa di pertanyakan lagi mengenai karya tulis ku yang cukup bagus namun beliau ingin mengetahui cara apa yang akan aku lakukan selain menulis untuk mendekatkan diri pada masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan? 
Aku menjawab bahwa sedang belajar tarian lampung. Kebetulan juri yang bertanya adalah seorang guru tari, aku pun di minta untuk mempraktikan salah satu gerakan. Dan pada saat itulah kecelakaan kecil terjadi, hak sepatu tersangkut di kebaya dan meninggalkan sedikir robekan. 
Namun aku bisa tetap tenang menyikapinya hingga tak seorang pun yang mengetahui kecelakaan itu. Alhamdulilah... Hehehe.... :D

Setelah semua peserta maju (berjumlah 20 peserta, masing-masing 2 dari tiap jurusan). Kami pun di persilakan untuk istirahat dan makan siang di sebuah ruangan khusus selagi menunggu hasil pengumuman  yang masuk tiga besar putri dan putra kampus.
Jrengg...Jrenggg.... 
Aku masuk tiga besar. Tapi sayang partner ku, Lia tidak masuk, yah tidak apa-apa. Tetap semangat adik :'D
Aku dan 5 peserta lainnya (semua berjumlah 6 yaitu 3 putra dan 3 putri) mengikuti seleksi kembali. Kali ini juri bertambah menjadi enam juri (ditambah pudir 1, 2, dan 3), di seleksi kedua ini kami harus menjawab pertanyaan kocokan dan menampilkan bakat kami. 

Singkat cerita.....
5 peserta sudah maju dan aku yang terakhir. Aku mendapat pertanyaan "bagaimana menurut anda cara institusi kesehatan poltekkes kemenkes tajung karang untuk mensukseskan program kesehatan di indonesia ini?"
Tanpa harus mengulang dua kali pertanyaan aku menjawab dengan tegas. " Institusi pendidikan ini harus bisa mencitakan tenaga kesehatan yang kreatif, seperti yang akan saya lakukan yaitu menulis sebuah novel yang di dalamnya saya sisipkan ilmu-ilmu kesehatan, menurut saya itu merupakan cara yang kreatif untuk melakukan promosi kesehatan, tidak seperti penyuluhan yang bersifat monoton."
Lagi-lagi kulihat juri-juri menganggukan kepala mendengarnya. Setelah itu di lanjutkan pembacaan puisi karangan aku sendiri sebagai penampilan bakat.

TIK TOK TIK TOK...
Semua juri sedang mendiskusikan hasil akhir di sebuah ruangan untuk menentukan juara 1, 2, dan 3 putra -putri kampus.
Finally?????
Yeah!! Nama ku di umunkan sebagai juara 1 yang berarti sekaligus menjadi putri kampus tahun 2013. Alhamdulilah! Yang terbayang di benak ku saat itu, kini aku bisa membuktikan pada orang tua ku bahwa bukan cuma kakak yang membanggakan karena bisa menjadi seorang dokter, aku juga bisa :"")
nih penampakan aku saat acara lomba yg menggunakan kebaya ungu kombinasi kuning, cakep kan? hehehe


2 hari setelah itu, aku di minta untuk memakai kebaya kembali pada saat pemberian hadiah dan selempangan di acara penutupan. Acara berlangsung meriah, dan diliput oleh stasiun Televisi TVRI ;)

Aku menggunakan kebaya yang berbeda pada saat lomba, biar lebih fresh gitu karena penampilan baru. :)))

Itulah sedikit cerita ku kemarin saat mengikuti lomba pemilihan putri kampus poltekkes, mungkin ada beberapaa scene yang terlewat, maklumlah, tak mungkin aku bisa menceritakan kegiatan tiap detiknya :D
dan mungkin ada pihak-pihak yang membantu tapi belum tersebutkan, saya minta maaf sebesar-besarnya. Semoga Allah membalas semua kebaikan di dunia dan akhirat. Amin :) :)

Terimakasih sekali lagi untuk Allah SWT, aku bangga tapi bukan berarti sombong karena memang tidak ada yang bisa di sombongkan, ya enggak? :))

Oya, nih ada foto seluruh finalis putra putri kampus, ini akan aku ingat sebagai salah satu kenangan yang indah :)


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar